Sabtu, 23 April 2016

Kisah Perumpamaan Bervegetarian dan Tidak Membunuh 01


Kisah Perumpamaan Bervegetarian dan Tidak Membunuh
Bagian 1

1.    Musuh dan Kerabat Tidak Bisa Dibedakan (Tercantum di dalam Dhammapada Atthakatha) 

Ketika Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia ini, di Kerajaan Sravasti terdapat seorang Brahmana, keadaan keluarganya cukup kaya, tetapi dia amat kikir, tidak sudi beramal kepada orang miskin, setiap niat pikirannya hanyalah mementingkan diri sendiri, cuma tahu menjaga keluarganya sendiri saja.

Setiap tiba waktu makan, dia akan menutup pintu rumahnya rapat-rapat, supaya orang luar tidak bisa masuk ke dalam rumahnya, sehingga dia bersama keluarganya dapat dengan tenang menyantap hidangan istimewa.

Suatu hari, mereka sedang menyantap daging ayam, suami istri dan anaknya yang masih kecil, menikmati hidangan bersama. Saat makan ayahbunda suka menyuapi potongan daging ke dalam mulut anaknya.

Bhagava mengetahui bahwa orang ini pada masa kelahiran lampaunya memiliki berkah kebajikan yang mendalam dan tebal, kini tiba waktunya untuk terselamatkan, maka itu Bhagava menjelma jadi Sramana, muncul di hadapannya.

Ketika Brahmana melihatnya, bukan hanya tidak timbul pikiran hormat dan memberi persembahan, malah emosi dan marah besar, memaki Sramana : “Orang yang melatih diri sungguh tidak punya rasa malu, kenapa datang ke tempat ini!”

Sramana menjawab : “Anda barulah dungunya sampai sedemikian rupa! Membunuh ayah, meminang ibunda, memberi persembahan kepada musuh, kenapa malah bilang praktisi tidak punya rasa malu?”  

Ucapan ini telah menggerakkan akar kebajikan Brahmana.  

Maka itu Brahmana meminta bimbingan pada Sramana apa alasannya, Sramana menjawab : “Daging ayam yang terhidang di atas meja, adalah ayah Brahmana pada masa kehidupan lampau, oleh karena tabiat kikir dan tamak, setelah meninggal dunia jatuh ke Alam Binatang, senantiasa dengan tubuh ayam untuk melunasi hutang karmanya.

Sedangkan anak Brahmana, pada masa kehidupan lampau sebagai Raksa, selalu dicelakai oleh anda, sehingga amat tersiksa, oleh karena balasan karma buruk anda belum usai, pada masa kehidupan sekarang dia bertumimbal lahir lagi jadi anakmu, untuk membalas dendam.

Sedangkan istri anda, pada masa kelahiran lampau adalah ibundamu, oleh karena kasih sayangnya pada putra-putrinya begitu mendalam, setelah meninggal dunia, pada masa kelahiran mendatang, bertumimbal lahir jadi istrimu.

Fenomena Hukum Karma dan Tumimbal Lahir, orang dungu takkan mengetahuinya, hanya hati para praktisi yang memahaminya dengan jelas, oleh karena dia telah menemukan secara keseluruhan fakta yang sesungguhnya”.

Setelah menyelesaikan ucapanNya, Bhagava menampilkan kemampuan gaib di hadapan Brahmana, sehingga dia dapat melihat kejadian pada masa kelahiran lampaunya. Setelah melihatnya secara langsung, muncul perasaan malu dan menyesal dan hatinya, mengetahui karma buruk yang diperbuat pada masa kehidupan lampau adalah begitu mendalam dan berat, maka itu dia menyatakan pertobatan terbuka di hadapan Buddha Sakyamuni, kembali ke jalan yang benar, membangkitkan niat mengambil dan menjalankan sila, bervegetarian dan tidak membunuh.        

Pada saat itu, Buddha Sakyamuni juga membabarkan padanya Buddha Dharma, setelah mendengarnya, seketika juga mencapai pencerahan, mencapai tingkat kesucian pertama yakni Sotapanna.

Manusia di dunia ini mengira bahwa semua makhluk hidup yang bernyawa adalah diperuntukkan sebagai makanannya, malah tidak mengetahui fakta dari Hukum Karma.

Praktisi senior jaman dulu berkata : “Memakan dagingnya setengah kati kelak juga harus membayarnya setengah kati”, saling menagih hutang, siksaan yang tak terungkapkan dengan kata-kata!

Maka itu menasehati para praktisi sekalian agar meyakini ucapan Buddha, sungguh nyata adanya, menerima dan mengamalkan sesuai dengan ajaran, kembali ke jalan yang benar, bervegetarian dan tidak membunuh, baik pada masa kehidupan sekarang maupun yang akan datang, pasti akan memperoleh manfaat terunggul.


持齋戒殺事例

一、   怨親顛倒(出自《法句喻經》)

世尊當年在世時,舍衛國有一位婆羅門人,家境相當富裕,但是他卻很慳貪,捨不得布施給窮人,念念自私自利,只顧自己家人。每逢用餐時間,一定將家中門戶緊閉,以杜絕外人進入,和家人共享豐盛的飲食。

有一天,他們以雞肉做了美食,夫婦倆與小兒共同享受。在餐飲之時,他們常夾肉於小兒口中,世尊知道此人過去生中福德深厚,是應當度化他的時候,於是化身為沙門,出現在他的面前。婆羅門人見到之後,不但不能生起恭敬心恭敬供養,反而大發脾氣,怒罵沙門說:「修道人真的很無恥,為何來到此地!」沙門便說道:「仁者才真正愚痴到極處!殺父、娶母、供養怨家,怎麼反說修行人無恥呢?」這一番話,觸動了他的善根。

於是婆羅門人便向沙門請教原由,沙門說道:「桌案上所食的雞,是仁者前世的父親,因為慳貪的業習,往生後墮於畜生道,常以雞身來還夙債。而仁者的小兒,過去生中為羅剎,常常受到您的迫害,痛苦不堪,因為您的業報未盡,今生又來投胎作您的小孩,好來報復。然仁者之妻,是您前生的母親,因為她對子女恩愛深重,雖然往生,來生再來投胎作您的妻子。這種業因果報輪轉相續的現象,愚痴之人是不會知道的,唯有修道人心裡清楚明白,因為他完全見到了事實真相」。

話一說完,世尊就在他的面前顯現神通威力,使這位婆羅門人見到自己過去生中的事。他親見之後,生起慚愧的心,曉得前世罪業深重,於是便在佛前真誠發露懺悔,洗心易行,也發心受戒,持齋戒殺。佛當時也為他說法開示聖道,他聽了之後,當下悟入、契入境界,就證得初果須陀洹的果位。

  世間人總以為一切生靈都應被人類所食,卻不知業因果報的事實真相。古德云:「吃牠半斤,還牠八兩」,互相酬償,苦不堪言!且這些生靈,亦常為家親眷屬投胎所成,如食之,等同親食家眷無二無別,這真正是愚痴到極處!奉勸諸位仁者,深信佛語,真實不虛,依教奉行,改往修來,洗心易行,持齋戒殺,現世來生必得殊勝利益。